Rabu, 02 November 2011

satu 1 cara pengobatan Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam......cekidott


Dari Aisyah ra : Sungguh Nabi saw berdoa untuk yang sakit dengan ucapan : “Dengan Nama Allah, Demi Tanah Bumi kami, demi air liur sebagian dari kami, sembuhlah yang sakit pada kami, dengan izin Tuhan kami” (Shahih Bukhari)

diriwayatkan oleh Sayyidatuna aisyah Ra Ummul Mu’minin, Bahwa ketika Rasul shallallahu 'alaihi wasallam mengobati salah seorang Sahabat yang sakit, Beliau shallallahu 'alaihi wasallam, bacaan do’anya ini :“Dengan Nama Allah subhanahu wata'ala, demi tanah bumi kami, demi air liur sebagian dari kami disembuhkanlah yang sakit dari kami dengan izin Tuhan kami”
Di riwayatkan oleh Imam Nawawi Hujjatun islam wabarakatul anam, di dalam syarah nawawi ala shahih Muslim, bahwa Rasul shallallahu 'alaihi wasallam dalam membaca do’a ini lalu setelah membacanya beliau menempelkan ibu jarinya ke lidah beliau lalu menempelkannya di Bumi dan di usapkan kepada yang sakit.

berkata Hujjatun islam wabarakatul Anam Al Imam Nawawi Alaihi Rahmatullah, juga Al Imam Ibn Hajar Al 'Asqalan Alaihi Rahmatullah, bahwa tanah bumi adalah asal muasal manusia, demikian pula air liur, karna asal muasal manusia adalah dari tanah dan air, setiap benda yang ada di alam ini mengandung rahasia keagungan Ilahi, namun perbuatan ini, Hadits ini kita munculkan agar jangan sampai sebagian dari kita memahami bahwa hal seperti itu syirik, benda-benda bisa memberikan manfaat dengan izin Allah subhanahu wata'ala, dan itu di perbuat oleh Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, Dan Allah subhanahu wata'ala menjadikan benda yang di sentuh para shalihin membawa keberkahan, dipakai berdo’a oleh para shalihin membawa keberkahan bukan bendanya tetapi sentuhannya..

Dikatakan oleh Al Imam Ibn Hajar Al 'Asqalani Alaihi rahmatullah, di dalam fathul bari bisyarah Shahih Bukhari bahwa sebagian pendapat mengatakan ini khusus untuk tanah Madinatul Munawarah, bukan untuk semua tanah di dunia namun pendapat yang lebih kuat kata beliau adalah semua tanah di dunia karena Rasul shallallahu 'alaihi wasallam berkata “Biriiqati ba;dhina” yaitu juga berkata “Demi air liur sebagian dari kami”, tidak perlu banyak-banyak Cuma menempelkan di ibu jari di lidahnya dan menempelkannya di bumi, di usapkan kepada yang sakit ini salah satu cara pengobatan Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam...Allahuma sholi ala muhammad ^_^
Dan hal ini terbukti seecara kedokteran, Profesor Masaru Emoto, sudah terkenal bukunya, dia menemukan air itu jika orang berdzikir di hadapannya, berbicara dengan ucapan baik, ucapan yang mulia dan luhur air itu jika di lihat pada skala tertentu di mikroskop berubah menjadi indah bentuknya, jika di hadapannya orang yang marah dan mencaci maki, emosi dan lainnya di liat dari mikroskop dalam sekala tertentu bentuknya menjadi hitam dan buruk...terbukti dalam kedokteran baru di temukan, hal ini sudah ada 14 abad yang silam di ketahui Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, semakin kita mengikuti sunnah semakin modern kita, semakin kita meninggalkan sunnah semakin kita di dalam ke kunoan atau keterbelakangan, semakin kita mengikuti sunnah semakin kita modern, inilah sunnah Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, Rasul sudah mengetahui air liur berubah dengan Dzikir,
Demikian lalu di sentuh air liurnya, lalu di tempelkan di bumi lalu di usapkan kepada yang sakit demikian, kalau mau di coba silahkan di coba, oh saya mencoba tapi tidak berhasil, tidak berhasil tetapi tidak mengingkari sunnah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, tidak berhasil ada didalam diri kita kekurangannya, namun tentunya dari pengobatan yang lain tidak ada salahnya kita mencoba pengobatan Sayyidina Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Benda-benda yang di sentuh dengan Dzikir para Shalihin para Rasul dan para Nabi di muliakan Allah subhanahu wata'ala, oh berarti pusaka itu boleh ? oh itu tanda kutip, benda-benda pusaka apapun kalau bekas pegangan para orang yang tidak menyembah selain Allah, diganti malah jadi musibah, malah jadi bala, malah jadi jauh dari dan kesempitan dari kehidupan kita karna bekas sentuhan orang-orang yang tidak menymbah Allah, orang membunuh orang-orang muslimin barang kali, namun kalau bekas sentuhan para shalihin itu membawa keberkahan, jadi yang lebih jelas lagi dari hadits ini adalah Firman Allah subhanahu wata'ala, bahwa Allah subhanahu wata'ala berfirman :
Ketika salah seorang Bani israil di perintahkan oleh Allah subhanahu wata'ala, untuk mengangkat Thaluth sebagai Raja, memimpin peperangan melawan Raja Jaluut di masanya yang kemudian yang pemandunya Adalah Nabi Daud As,
Maka orang-orang menolak “ngapain memakai si Thaluut ini sebagai pemimpin Raja kita, dia tidak punya harta, bukan bangsawan, bukan keturunan Raja, tidak punya banyak pengikut, ngapain di jadikan pemimpin” Maka Allah ceritakan kejadian ini pada Nabi Mauhammad shallallahu 'alaihi wasallam :
“Sungguh tanda tanda kepemimpinan Thaluut adalah datangnya peti, yang membawa ketenangan dari Tuhan kalian, yang berisi barang-barang peninggalan bekas-bekas pakaian yang di sentuh oleh keluarga Nabi Musa dan keluarga Nabi Harun, dibawa oleh para Malaikat, sungguh pada hal itu terdapat tanda tanda bagi kalian jika kalian beriman” (QS Al Baqarah 248)
Ingat dari Firman allah mengatakan :
“datang kepada mereka satu peti yang membawa ketenangan dari Tuhan mereka”
Kok peti bawa ketenangan? Inilah firman Allah jika kamu muslim maka akuilah ini adalah firman Allah :
sungguh pada hal itu terdapat tanda tanda bagi kalian jika kalian beriman”
Allah berfirmana maka tanda kekuasaannya adalah di datangkan peti
Tanda-tanda kekuasaannya Thalut itu adalah datangnya peti yang padanya terdapat peninggalan-peninggalan, bukan peninggalan Nabi dan Rasul saja, karena disebut Aalu Musa dan Al Harun, yaitu Keluarga Nabi Musa dan Keluarga Nabi Harun As, Allah berfirman bahwa bukan barang peninggalan Musa dan Harun saja (tapi keluarganya), Kita lihat di tafsir, silahkan buka tafsir, Tafsir Imam Ibn Katsir, Tafsir Imam lainnya, semuanya menjelaskan apa isi peti itu, bekas bajunya Nabi Musa, bekas pakaiannya Nabi Musa, bekas sandalnya Nabi Harun bekas sandalnya keluarganya Nabi Musa dan Nabi harun, semuanya di dalam peti itu,
Diriwayatkan dalam tafsir Imam Attabari juga Tafsir Imam Ibn Katsir dan lainnya bahwa peti itu di curi oleh orang-orang yang memusuhi Nabi saat itu, di curi lalu di taruh di bawah patung sesembahan mereka, taruh ! besok paginya peti itu sudah berada di kepala patungnya, di pindahkan lagi di bawah patungnya, besoknya pindah lagi keatasnya, akhirnya di pendam tidak bisa lagi keluar petinya, esoknya patungnya sudah roboh, petinya muncul di atas bumi, dan sejak kejadian itu, siapapun yang menyentuhnya mati, selama dia bukan beriman kepada Allah subhanahu wata'ala, maka peti itu di bawa oleh para Malaikat, di bawakan kepada Thaluut dan kemudian dia memimpin Kerajaan.
Jelas sudah benda-benda sentuhan para Shalihin membawa keluhuran, ini firman Allah maka Imanilah jika kau muslim, namun tentunya tidak semua benda itu jangan sampai kita mengarah kepada kerusakan Tauhid, bukan bendanya yang mempunyai kemuliaan tapi yang menyentuhnya yang mulia dan Sang Maha Mulia yang Memuliakannya.
Seperti Hajar Aswad di riwayatkan di dalam Shahih Bukhari, Berkata Sayyidina Umar bin Khatab Ra :
“kau Hajar Aswad adalah batu, tidak bisa membawa manfaat dan mudharat, kalau bukan karena Rasulullah yang menciummu aku tidak akan menciummu”
Hajar Aswad adalah batu tidak bisa membawa mudharat dan manfaat, tapi setelah di cium Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam…!, setelah di cium Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam..!!, maka orang berebutan menciumnya karena di sentuh oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.... ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar